Feeds:
Posts
Comments

Posts Tagged ‘Zionis Israel’

 “Sesungguhnya syaitan ini tidak ada kekuasaannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada Tuhannya”. (QS.An-Nahl(16):99).

 “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan”. (QS.Al-Maidah(5):35). 

Sesungguhnya bila manusia selalu waspada dan senantiasa mendekatkan diri kepada-Nya, kekuasaan syaitan terhadap diri manusia itu tiadalah berarti. Ini adalah janji Allah SWT. 

“Dia (iblis) berkata: “Terangkanlah kepadaku inikah orangnya yang Engkau muliakan atas diriku? Sesungguhnya jika Engkau memberi tangguh kepadaku sampai hari kiamat, niscaya benar-benar akan aku sesatkan keturunannya, kecuali sebahagian kecil“.(QS.Al-Israa’(17):62). 

Namun sayangnya kebanyakan manusia terlalu berlebihan dalam mencintai kehidupan dunia dan mereka terlalu menurutkan hawa nafsunya. Ini yang mengakibatkan syaitan, sebagai pasukan dan pemuja Iblis, mudah mengganggu, mengelabui dan akhirnya menyesatkan manusia. Karena memang inilah tujuan syaitan, yaitu agar manusia menemani Iblis dalam siksa neraka jahanam. 

“Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat) nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga)……”.(QS.Al-‘Araf(7):176). 

 “Syaitan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka itulah golongan syaitan. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan syaitan itulah golongan yang merugi”. (QS.Mujadillah(58):19). 

1. Jihad Psikis / Spiritual.

 “Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka”. (QS.Al-Hujuraat(49:15). 

Kata Jihad sering kali diartikan sebagai perang bersenjata menghadapi musuh secara terbuka di medan perang. Padahal bila kita perhatikan ayat-ayat Al-Quran sebenarnya tidak selalu demikian. Jihad juga dapat diartikan membelanjakan dan mengorbankan harta di jalan Allah sebagai perang melawan keserakahan. Zakat dan infak adalah contoh dari jihad dengan harta. Disamping itu, Islam mengenal jihad melawan hawa nafsu. Berbagai hawa nafsu seperti nafsu syahwat, nafsu amarah, sombong, dengki dan iri hati, bermalas-malas, makan berlebihan dan juga nafsu untuk selalu melawan perintah Allah adalah beberapa contoh nafsu yang harus diperangi, harus dikendalikan. Inilah yang dimaksud dengan jihad spiritual atau jihad psikis. Pada intinya dalam jihad spiritual yang harus dilawan adalah bisikan syaitan karena memang dialah yang ingin agar Allah memurkai kita, agar kita menemaninya ke neraka kelak. 

“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Qur’an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS.Al-Ankabuut(29):45). 

Dan hanya dengan berpegang kepada tali Allah sajalah kita akan mampu melawan bisikan tersebut, yaitu dengan jalan membaca dan memahami Al-Quran dan kemudian mengamalkannya, diantaranya yaitu dengan shalat yang dikerjakan dengan hati yang bersih 

“Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al Qur’an yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya………”. (QS.Az-Zumar(39):23). 

Jadi untuk memenangkan permainan “The True Game” yang diciptakan-Nya tidak ada kata lain selain harus mengikuti aturan-aturan-Nya. Walaupun sebenarnya Dia tidak menjadikan aturan, baik itu larangan maupun perintah, tanpa hikmah. Contohnya sbb : 

“Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang ia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS.Al-Baqarah(2):173). 

Berdasarkan pengamatan dan penelitian yang dilakukan belakangan ini ternyata terbukti bahwa babi adalah binatang yang lebih banyak mudharatnya dari pada manfaatnya. Berbagai penyakit dibawanya, diantaranya kolera babi dan keguguran nanah yang dapat menyebabkan gangguan pada persendian. Penelitian ilmiah modern di Cina dan Swedia menyatakan bahwa daging babi merupakan penyebab utama kanker anus dan usus besar. Bahkan beberapa ilmuwan mengemukakan kecurigaan mereka bahwa ada kemungkinan daging babi adalah penyebab berbagai penyakit misterius seperti SARS/flue burung

Dan bila kita amati cara kehidupan babi dibanding binatang lain sebenarnya sungguh buruk. Binatang ini suka memakan segala kotoran termasuk kotoran manusia dan kotorannya sendiri. Bahkan dalam keadaan tertekan iapun tega memakan daging anaknya sendiri! Binatang ini juga diketahui suka melakukan hubungan sesama jenis alias homosex/lesbian dan tidak seperti binatang lain yang cenderung “sangat pencemburu”, babi tidak merasa keberatan bila betinanya diganggu jantan lain. Selain itu lemak babi adalah lemak yang paling tinggi kolesterolnya dibanding lemak binatang lain demikian pula darahnya, uric acid atau asam uratnya paling tinggi. Patut diketahui, sejak zaman nabi Musa as babi telah diharamkan untuk dikosumsi. (Imamat 11: 7-8). Demikian pula dengan masalah khamar

Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu). Dan ta`atlah kamu kepada Allah dan ta`atlah kamu kepada Rasul (Nya) dan berhati-hatilah”. (QS.Al-Maidah(5):90-92).

 Pemakaian khamar (alkohol) dan berjudi disamping melalaikan manusia dari mengingat Allah sebetulnya juga memberikan kerugian yang banyak baik bagi sang pelaku maupun bagi orang disekitarnya. Itu sebabnya Allah SWT berfirman untuk menghindarinya agar kita beruntung. Dan Allah SWT juga mengingatkan kita agar supaya berhati-hati menghadapinya. Dalam kehidupan sehari-hari, sering kali kita mendengar berbagai keributan dan juga kecelakaan kendaraan yang disebabkan oleh para pemabuk. Mereka adalah para peminum segala macam alkohol yang memabukkan, yang membuat mereka kehilangan keseimbangan dan akal sehat. Berbagai kejahatan mulai pertengkaran, perselisihan, perselingkuhan hingga pembunuhan diawali oleh pengaruh alkohol. Jadi sungguh dampak pemakaian zat ini sebenarnya sudah demikian parah dan merisaukan masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Di sejumlah negara Barat yang notabene terbiasa mengkonsumsi alkohol, belakangan ini mulai mengawasi para pengendara kendaraannya dalam hal pemakaian alkohol. 

Allah berfirman: “……… Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku, lalu barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta”.(QS.Thaa-haa(20):123-124). 

Allah SWT juga memperingatkan kita untuk selalu menggunakan hukum yang telah ditetapkannya. Syaitan akan senantiasa membisikkan manusia agar terus mengikuti kemauan hawa nafsunya, nafsu yang tidak didasarkan atas hukum Allah. Sesungguhnya syaitan telah masuk jauh kedalam hati orang-orang yang tidak menjadikan Al-Quran itu sebagai pegangan hidupnya. Mereka adalah sekutu iblis dari jenis syaitan manusia. Mereka ingin agar senantiasa menjadi pemimpin bagi orang-orang mukmin yang lemah. Berbagai cara akan digunakannya untuk menggiring orang-orang mukmin yang lemah ini agar dapat menemani mereka di neraka kelak. Inilah jihad yang amat sangat berat, jihad spiritual, kecuali bagi orang-orang mukmin yang berpegang kuat pada hukum-hukum Sang Maha Kuasa, Sang Maha Pencipta yang telah menjadikan manusia dan seluruh alam semesta. 

“dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan musibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik. Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin? Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin (mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka……”.(QS.Al-Maidah(5):49-51). 

2. Jihad Fisik / Jihad Jiwa. 

“Hai Nabi, berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik itu, dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka ialah neraka Jahannam. Dan itulah tempat kembali yang seburuk-buruknya”.(QS.At-Taubah(9):73). 

Jihad dengan jiwa adalah berperang di jalan Allah demi membela kebenaran yang hakiki, kebenaran sejati yang bukan berdasarkan pemikiran dan hawa nafsu manusia semata. Dialah yang Maha Mengetahui, Dialah Sang Pencipta segala yang ada di alam semesta ini, Dialah Sang Pemilik. Dengan demikian memang hanya Dialah Sang Kebenaran, Allah Azza wa Jalla, Tuhan Yang Satu. 

Allah SWT menyuruh manusia agar bersabar terhadap segala urusan. Sabar adalah ibadah dan Allah menyukai mahluknya yang memiliki kesabaran yang tinggi. Dan tidak seperti ibadah-ibadah lain yang memiliki ganjaran yang terbatas yaitu hingga 700 kali lipat, tidak demikian dengan sabar. 

“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (kurnia-Nya) lagi Maha Mengetahui”. (QS.Al-Baqarah(2):261). 

Allah SWT tidak membatasi pahala orang yang bersabar karena sesungguhnya sabar adalah hakikat ibadah, yaitu inti dari ketundukkan, kepatuhan dan kepasrahan. 

Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang beriman, bertakwalah kepada Tuhanmu”. Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas”. (QS.Az-Zumar(39):10). 

 Kesabaran dalam Islam tidak mengenal batas. Namun sabar yang bagaimanakah itu? Difinisi sabar dalam Islam yaitu menahan diri sesuai dengan tuntutan akal dan tuntutan syariah. Islam mengajarkan sebuah kedisiplinan yang tinggi. Islam bukan untuk dipermainkan. Siapa yang tidak mau menegakkan kebenaran dan keadilan berarti ia memusuhi Allah. Disinilah keimanan kita ditantang. 

“Barangsiapa diantaramu yang melihat kejelekan maka rubahlah dengan tangannya. Maka jika tidak sanggup maka rubahlah dengan perkataanya. Dan jika tidak sanggup rubahlah dengan hatinya, dan itulah selemah-lemah iman”.(HR Bukhari-Muslim). 

Allah SWT tidak menurunkan ayat jihad dengan jiwa pada awal diturunkannya Al-Quran. Padahal ketika itu Islam begitu dimusuhi dan ditentang. Namun Allah memerintahkan untuk tetap bersabar karena perang dalam Islam bukan ditujukan demi memenuhi nafsu amarah belaka. Sebaliknya perintah Allah untuk berperang dan memerangi orang-orang kafir baru ada setelah Rasulullah berdakwah lebih dari 12 tahun. Hal tersebut dikarenakan umat Islam tidak dapat bebas menjalankan perintah Allah SWT untuk beramal-ibadah dengan tenang. Karena dalam menjalankan ajarannya umat Islam memerlukan adanya sistim dan prinsip-prinsip Islam agar hak dan kewajiban mereka terlindungi dengan baik. Apalagi bila mereka sampai terusir dari tempat tinggalnya sendiri hanya dikarenakan mereka ingin menegakkan kalimat Tauhid maka satu-satunya jalan hanyalah melawan dan berperang. 

”Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu (yaitu) orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar, kecuali karena mereka berkata: “Tuhan kami hanyalah Allah”…..(QS.Al-Hajj(22):39-40).

 Rasulullah SAW berdakwah di Makkah secara sembunyi-sembunyi 3 tahun lamanya. Setelah itu turun ayat agar beliau berdakwah secara terang-terangan. Namun ajakannya menuju kebaikan, menuju penyembahan Tauhid yang benar, tidak disambut dengan baik. Sebaliknya Rasulullah dan para sahabat malah diejek, dilecehkan dan dianiaya. Sejumlah sahabat seperti Sumayyah dan suaminya disiksa kemudian dibunuh. Siksaan demi siksaan terus ditingkatkan. Kaum musyrikin yang keras kepala tersebut bahkan melakukan pemboikotan. Selama 2 atau 3 tahun para sahabat hidup dalam kesulitan baik dalam hal makanan dan minuman maupun berinteraksi dengan dunia luar.  Padahal mereka tidak berbuat kejahatan, mereka hanya ingin memurnikan penghambaan dan penyembahan kepada yang berhak.  Bahkan Rasulullahpun tidak luput dari ancaman pembunuhan sehingga akhirnya kaum Muslimin terpaksa menuju Madinah meninggalkan kota kelahiran mereka, Makkah, kota dimana mereka mencari nafkah kehidupan selama ini, meninggalkan sanak saudara, harta dan semua yang dicintai dan dimiliki.      

Namun di kota baru tersebut, kaum Muslimin tetap tidak dapat hidup dengan  tenang. Kali ini kaum Yahudi yang banyak menempati wilayah-wilayah tertentu di Madinah, ikut memusuhi kaum Muslimin. Mereka merasa benci dan dengki karena Sang Mesiah, utusan yang dijanjikan dalam kitab mereka, ternyata bukan datang dari kalangan mereka, melainkan dari bangsa Arab yang selama ini mereka lecehkan. Perjanjian Madinah yang isinya antara lain saling menghormati ajaran masing-masingpun mereka langgar. Orang-orang Yahudi ini malah memprovokasi penduduk Makkah dan sekitarnya agar mereka bersatu menyerang dan mengenyahkan ajaran Islam yang baru tumbuh tersebut. Akhirnya muncullah peperangan demi peperangan : Perang Badar, Perang Uhud,  Perang Parit, Perang Khaibar dan sebagainya. 

“ Jika mereka merusak sumpah (janji) nya sesudah mereka berjanji, dan mereka mencerca agamamu, maka perangilah pemimpin-pemimpin orang-orang kafir itu, karena sesungguhnya mereka itu adalah orang-orang yang tidak dapat dipegang janjinya, agar supaya mereka berhenti”.(QS.At-Taubah(9):12). 

Perang yang mendapat izin dari-Nya mulanya memang hanya untuk mempertahankan diri.  Kemudian setelah Islam  berdiri tegak, perang diperintahkan dengan tujuan untuk menghilangkan penyembahan terhadap berhala dan kembali ke ajaran Tauhid. Kecuali bila kaum atau bangsa tersebut memiliki perjanjian damai dan mereka tidak melanggar perjanjian tersebut.. Yang demikian ini, selain harus diberi kesempatan untuk mengenal ajaran Islam dengan baik mereka juga harus dilindungi. 

“Dan jika seorang di antara orang-orang musyrikin itu meminta perlindungan kepadamu, maka lindungilah ia supaya ia sempat mendengar firman Allah, kemudian antarkanlah ia ke tempat yang aman baginya. Demikian itu disebabkan mereka kaum yang tidak mengetahui. ”.(QS.At-Taubah(9):6). 

Namun bila mereka melanggar perjanjian, mereka harus diperangi. Islam adalah ajaran yang tegas. Demi keadilan hukum harus ditegakkan. Setelah takluk dan berada di bawah kekuasaan pemerintahan Islam, sebagai jaminan perlindungan mereka wajib  membayar jiziah. Ini adalah sebuah kewajiban sebagaimana  penduduk Muslim wajib membayar uang zakat. Dan sebagai gantinya, kaum dzimmi, sebutan bagi non Muslim pembayar jiziah, hak hidup, harta dan agama mereka dilindungi oleh penguasa.   

Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari kemudian dan mereka tidak mengharamkan apa yang telah diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan Al Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk ”.(QS.At-Taubah(9):29).

 Sementara bagi kaum atau bangsa yang tidak memiliki ikatan perjanjian apapun bila setelah didakwahi secara baik-baik tetap menolak dan tetap pada pendirian semula, apalagi bila mereka mengganggu dan menghalangi ajaran Islam maka mereka wajib diperangi. Namun demikian perempuan, anak-anak, orang tua bahkan tanamanpun sekalipun dilarang untuk dihancurkan kecuali karena sebab-sebab khusus. Jadi perang dalam Islam bukan untuk kepentingan pribadi, kelompok, ras maupun  golongan tertentu apalagi politik. Perang dalam Islam juga bukan untuk melampiaskan hawa nafsu, kemarahan dan yang semacamnya. Perang adalah  demi ketaatan dalam menjalankan perintah-Nya. Perang adalah pilihan terakhir demi tercapainya masyarakat yang adil, damai, tunduk dan patuh terhadap aturan Sang Pemilik Yang Tunggal. Upah dan imbalan yang diharapkanpun bukan upah duniawi!   

” Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu, maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. Dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan-ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam”.(QS.Asy-Syuara’(26):107-109). 

Demikianlah  yang dikatakan semua Rasul dan Nabi-Nya. 

Bila kita perhatikan suasana di Timur Tengah saat ini, akan terlihat nyata betapa kaum kafir telah mempermainkan, melecehkan bahkan telah sampai pada tahap penganiayaan terhadap saudara-saudara kita seiman. Rakyat Palestina telah terusir dari kampung halamannya. Mereka ditindas dan diperlakukan secara tidak adil di kampung halaman mereka sendiri. Maka wajib hukumnya bagi umat Muslim dimanapun berada untuk membela hak dan keimanan mereka. Jiwa mereka terancam, bahkan demi melaksanakan kewajiban segala perintah dan larangan-Nya. 

 “Kamu akan melihat kepada orang-orang Mukmin itu dalam hal kasih-sayang diantara mereka, dalam kecintaan dan belas kasihan diantara mereka adalah seperti satu tubuh. Jika satu anggota tubuh itu merasa sakit maka akan menjalarlah kesakitan itu pada anggota tubuh yang lain dengan menyebabkan tidak dapat tidur dan merasakan demam.”(HR Bukhari). 

Jalan bagi mereka tiada kata selain berjihad dengan jiwa yaitu berperang. Musuh mereka dalam hal ini adalah musuh yang nyata, syaitan dalam bentuk manusia. Mereka adalah orang-orang kafir yang berusaha menyesatkan manusia dari menyembah hanya kepada-Nya. Dan kita sebagai saudara seiman, wajib untuk membantu dengan segala upaya karena sesama mukmin adalah saudara. Dalam jihad menghadapi orang kafir Allah SWT menghendaki agar kaum mukmin bersatu, saling membantu dan saling menasehati.

 “Sesungguhnya orang-orang mu’min adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat”. (QS.Al-Hujurat (49):10). 

Namun  sayang  pada  kenyataannya, kaum  kafir  telah  berhasil meng-adu domba sesama  mukmin.   Tampak  nyata  bahwa zionis  Israel, dibidani para    Freemansori    yang    bersembunyi    dibalik   pemerintahan  Amerika  Serikat,  telah  berhasil  memaksakan   kemauan mereka dengan menolak  pemerintahan resmi Palestina yang nyata-nyata dimenangkan secara demokrasi hingga  menimbulkan perpecahan didalam negri tersebut. Bahkan mereka telah berhasil memaksakan boikot ekonomi terhadap negeri yang telah menjadi  sedemikian  sempit ini.  Dengan kekuatan  mereka   dibidang  penyiaran baik  penyiaran  melalui media   cetak   maupun media  elektronik,  mereka berhasil  secara  sepihak memaksakan   opini  mereka    ke pihak   lain. 

Menurut   pengakuan  seorang  warga-negara  Australia  asal Jerman, Frederick Toben, peristiwa Holocaust, yaitu peristwa pembantaian bangsa Yahudi secara besar-besaran oleh pihak Jerman di masa lalu yang menghebohkan itu, adalah suatu peristiwa yang terlalu dibesar-besarkan. Hal tersebut sengaja dilakukan sebagai alasan dan jalan untuk lebih memudahkan pihak Yahudi agar dapat membentuk negara dan kerajaan yang mereka cita-citakan di atas tanah yang lebih dari ribuan tahun telah menjadi tempat tinggal bangsa Palestina. Dengan alasan itulah Zionis berhasil mendoktrin orang Yahudi di seluruh dunia untuk ’kembali’ berkumpul di tanah yang mereka klaim sebagai tanah leluhur. Maka dengan izin dan restu PBB yang sangat pro Barat, sekarang ini Yahudi berhasil mendirikan negara Israel. Bahkan hingga detik ini dengan cara semen-mena negara ini terus berupaya memperluas wilayah kekuasaannya tanpa mau menghormati perjanjian internasional yang telah disepakati bersama.  

 Bila diperhatikan, di Barat saat ini orang dapat dengan mudah melontarkan kritik terhadap apapun bahkan terhadap Yesus sekalipun. Namun tidak bila terhadap Holocaust maupun segala yang berhubungan dengan kebijaksanaan Israel, zionisme Yahudi khususnya. Hal tersebut terbukti nyata ketika beberapa waktu yang lalu Presiden Iran, Ahmadinejad, menyelenggarakan konferensi pers membahas tentang kebohongan Holocaust. Sontak pihak Baratpun bereaksi keras, mereka mengancam dengan menjatuhkan hukuman berat bagi para nara sumber yang turut berpartisipasi dalam konferensi tersebut. Sesuatu yang sungguh mengherankan! 

“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh”. (QS. Asf-Shaff(61):4).

Demikian pula keadaan negara-negara Muslim seperti Irak dan Afganistan yang telah dijajah dan diduduki oleh orang-orang kafir dengan berbagai alasannya. Allah SWT telah berulang-kali mengingatkan bahwa orang-orang kafir itu ingin menyesatkan diri orang mukmin dengan cara yang tidak kita sadari. Islam mengajarkan suatu ketegasan bila kita ingin menang dan ingin dihargai. Kita harus melawan dan menunjukkan jati diri sebagai pasukan Allah demi menumpas kemungkaran. 

 “Mereka ingin supaya kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi kafir, lalu kamu menjadi sama (dengan mereka). Maka janganlah kamu jadikan di antara mereka penolong-penolong (mu), hingga mereka berhijrah pada jalan Allah. Maka jika mereka berpaling, tawan dan bunuhlah mereka di mana saja kamu menemuinya, dan janganlah kamu ambil seorangpun di antara mereka pelindung, dan jangan (pula) menjadi penolong, kecuali orang-orang yang meminta perlindungan kepada sesuatu kaum, yang antara kamu dan kaum itu telah ada perjanjian (damai) atau orang-orang yang datang kepada kamu sedang hati mereka merasa keberatan untuk memerangi kamu dan memerangi kaumnya. Kalau Allah menghendaki, tentu Dia memberi kekuasaan kepada mereka terhadap kamu, lalu pastilah mereka memerangimu. Tetapi jika mereka membiarkan kamu, dan tidak memerangi kamu serta mengemukakan perdamaian kepadamu maka Allah tidak memberi jalan bagimu (untuk menawan dan membunuh) mereka”. (QS.An-Ni’sa(4):89-90). 

Dan pahala bagi orang yang berperang karena membela agama Allah adalah pahala yang besar baik di dunia maupun di akhirat nanti. Orang-orang ini adalah orang-orang yang bertakwa, yang berperang karena mengharap ridho’-Nya, yang pantang menyerah, yang bersabar sambil senantiasa berdoa agar Allah SWT mengampuni segala kesalahan atas dosa dan tindakan yang berlebihan dalam berperang serta memohon agar teguh dalam berpendirian. 

“Dan berapa banyak nabi yang berperang bersama-sama mereka, sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar. Tidak ada do`a mereka selain ucapan: “Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami dan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap kaum yang kafir“. Karena itu Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia dan pahala yang baik di akhirat. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan”.(QS.Ali-Imraan (3):146-148). 

Sedangkan balasan bagi mereka yang mati syahid (dalam berperang) adalah kenikmatan di akhirat bersama para nabi. Semuanya itu disebabkan ketaatannya kepada Allah dan Rasul-Nya. 

“Dan barangsiapa yang menta`ati Allah dan Rasul (Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi ni`mat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya”.(QS.An-Nisa (4):69). 

Disamping itu cobalah kita perhatikan  jumlah korban dalam sejarah peperangan Islam.  Selama hampir 23 tahun itu tercatat telah terjadi kurang lebih 20 perang besar dibawah kepemimpinan Rasulullah saw. Berdasarkan penelitian yang dilakukan seorang sejarahwan Dr. Muhammad Imarah ternyata jumlah korban yang jatuh selama itu hanyalah 386 orang saja, baik dari pihak Muslim maupun pihak musuh. Bandingkan dengan perang saudara antara Katholik vs Protestan yang terjadi selama 30 tahun antara 1618-1648. Perang ini menelan korban jiwa 10 juta orang! Menurut Voltaire (1694-1778), seorang filsuf Perancis, jumlah tersebut sama dengan jumlah 40% penduduk Eropa Tengah pada abad pertengahan. 

Bandingkan juga dengan  jumlah korban suku Indian yang tewas paska lahirnya UU Indian Removal Act tahun 1830 yang menyebabkan 70.000 orang Indian tewas dan terusir dari tempat tinggalnya sendiri. Atau bandingkan dengan jumlah korban bom atom di Hirosima dan Nagasaki pada tahun 1945 oleh pihak Amerika Serikat pimpinan Presiden F.D.Rosevelt. yang katanya menjunjung tinggi nilai HAM. Dalam waktu hitungan sekian menit peristiwa biadab ini menelan korban tewas 140 ribu penduduk tak berdosa Hirosima dan 70 ribu penduduk Nagasaki. Belum lagi korban cacat akibat radiasi kimianya yang berdampak.benar-benar berbahaya. 

Jadi jelas, jihad fisik dalam Islam bukan bentuk pemaksaan agar seseorang mau memeluk agama yang lurus ini, sebagaimana sering dituduhkan bahwa Islam adalah agama pedang. Allah SWT memang memerintahkan agar umat Islam berdakwah, yaitu menyadarkan kembali ingatan mahluknya yang lupa, mengajak sekaligus mengajarkan agar seluruh manusia kembali ke jalan yang benar, yaitu menyembah hanya kepada-Nya sebagaimana yang diajarkan Islam melalui Rasulullah SAW dan para Rasul pendahulunya sebelum diselewengkan. Karena yang demikian itu selain akan membebaskan manusia dari api neraka kelak, juga akan memancing ridho Allah agar bumi dan seluruh isinya tetap terjaga dalam keamanan, kemakmuran dan kestabilannya sebagaimana bergulirnya sistim alam semesta yang selalu dalam ketaatan dan kepatuhannya. Tidak ada paksaan dalam hal ini karena manusia memang diperbolehkan memilih, takwa atau durhaka. 

Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui…”. (QS.Al-Baqarah (2): 256).

 Namun satu hal yang tidak boleh dilupakan bila seseorang telah memilih dan menentukan jalan hidupnya ia wajib mengikuti dan mematuhi aturan hukum jalan yang dipilihnya itu, terpaksa ataupun tidak terpaksa!

Read Full Post »

Orang Yahudi memiliki keyakinan bahwa dengan berdirinya kuil ketiga di atas pelataran Kubah Batu dan Al-Aqsho, yang mereka yakini sebagai  bekas tempat kuil kuno mereka akan mempercepat datangnya Sang Messiah. Sedangkan  umat Nasrani berkeyakinan bahwa  Messiah yang sangat mereka harapkan kedatangannya itu  sebetulnya telah datang ribuan tahun yang lalu, itulah  Yesus Kristus. Ini  adalah kenyataan yang ditolak mentah-mentah pemeluk Yahudi sejak dahulu. Itu sebabnya mengapa  kemudian Yesus disalib “, jelas Benyamin.

Namun demikian tidak semua penganut Yahudi mempunyai keyakinan bahwa berkumpul serta kembalinya umat Yahudi ke tanah leluhur serta pembangunan kuil ketiga akan mempercepat kedatangan Sang Messiah. Kelompok ini malah  berpendapat kebalikannya yaitu Tuhan memang telah mentakdirkan mereka ber-diaspora dan tidak memiliki negara.”, timpal  Karim.

Kelompok Yahudi Ortodoks  yang menamakan dirinya kelompok Yahudi Neturei Karta ini walaupun sama-sama berdarah Yahudi, orientasi perjuangannya berbeda dengan Zionis Israel.  Jika Zionis Israel sangat mengagungkan dan menyucikan Talmud sebaliknya  dengan kelompok Yahudi Ortodoks ini. Mereka menuding bahwa Talmud adalah kitab iblis yang telah ‘mencemari kesucian’ Taurat yang diturunkan Tuhan kepada Musa. Apa yang dilakukan Zionis Yahudi sekarang ini menurut mereka adalah murni politik. Alasan mencari Talmud yang hilang adalah mengada-ada”, lanjutnya lagi.

“  Betul sekali. Sejumlah rabbi tua kenalan kedua orang-tuaku sering mengatakan bahwa mereka, umat Yahudi  sebenarnya  tidak harus berkumpul dan kembali ke kota tua demi mengharap datangnya Sang Messiah”, kata Benyamin membenarkan..

“ Sebenarnya minyak adalah alasan utama Zionis Yahudi datang ke tanah Palestina”, sambungnya lagi penuh semangat. “ Mungkin kau pernah mendengar Trans Pipa Minyak Arab atau yang lebih dikenal dengan nama Tapline. Ini adalah sebuah proyek raksasa yang merupakan impian sejak  tahun 1947. Yaitu proyek pembangunan pipa minyak yang menghubungkan  kota Dammam di Saudi Arabia hingga Sidon di Palestina sepanjang 1214 km. Pengaliran minyak Irak ini rencananya akan disambungkan dari Mosul melalui Suriah dan Jordania dan berakhir di Haifa, Palestina”, lanjutnya.

Wow…sebuah pemikiran cerdas yang sempurna “, seruku sambil bersiul pelan.

Namun rencana tersebut tidak terealisasi dengan mulus. Setelah beberapa kali ditutup karena berbagai sebab dan alasan, dengan pecahnya Perang Teluk pada 1990 proyek tersebutpun  akhirnya sepenuhnya ditutup”, kata Karim melanjutkan penjelasan Benyamin..

“ Yang diberitakan memang begitu. Tapi coba kita pikirkan…sektor penting apa di dunia ini yang bukan milik Yahudi dan konco-konconya? Media, perbankan,  tehnologi, industri, swalayan, perhotelan, perumahan, perfilman, budaya, fashion bahkan ideologi … apa yang mereka tidak punya? dapatkah mereka dipercaya?? Jadi besar kemungkinan berita mengenai Tapline memang sengaja disembunyikan agar  tidak menarik  perhatian dunia… Yang pasti itu memang pernah terjadi. Bayangkan…siapa yang paling diuntungkan bila proyek ini benar-benar berjalan lancar?”, timpal Benyamin sinis..

Setelah hening beberapa saat Benyamin kembali berucap :

Lucunya lagi… bila pada awalnya Yahudi dan Nasrani sering bertikai…lain lagi sekarang ceritanya. Tampaknya sifat licik dan licin sudah menjadi watak yang melekat kuat pada diri orang Yahudi. Demi ambisi besarnya mereka sekarang merangkul kaum Nasrani, maka jadilah apa yang dinamakan Kristen Zionis. Mereka ini bukan pengikut gereja manapun. Melalui kegiatan missionarisnya mereka berusaha menjaring bukan saja umat Nasrani  tapi juga umat Islam yang lemah imannya. Menurut pemikiran ini mereka harus mendukung Yahudi Zionis agar Kuil ketiga segera berdiri. Dengan demikian maka kedatangan Yesus ke 2 akan segera tiba”, ucap  Benyamin.

“  Demi memikat  hati kaum Nasrani mereka juga  berkata bahwa usai mengantar Yahudi Zionis mendirikan Kuil yang ditunggunya, umat Kristen Zionis akan segera dipanggil Yesus untuk memasuki surga. Selanjutnya dari tempat tersebut mereka tinggal menyaksikan pertarungan seru antara Yahudi dan Islam”, tambah Karim sambil tersenyum kecut.

Benar-benar licin otak mereka ya….Namun bagaimana pula menurut pandangan Islam,  Karim?”, tanyaku penuh antusias pada Karim.

“  Islam datang setelah ajaran Yahudi yang dibawa Musa dan ajaran Nasrani yang dibawa Yesus berlalu. Ia datang pada dasarnya dengan misi yang sama yaitu mengagungkan dan meng-Esakan Allah SWT, betul-betul hanya Dia tanpa adanya sekutu. Ia tidak beranak, tidak diperanakkan dan  tidak pula  beristri. Mustahil bagi-Nya disamakan dengan apapun. Juga mengingatkan kembali  akan datangnya hari akhir, yaitu hari Kiamat. Ini adalah prinsip dasar agama samawi:  Islam, Nasrani dan Yahudi. Jadi mustinya tidak ada pertentangan diantara umat ketiga agama tersebut ”, jelas Karim sambil menghela nafas pelan.

Seperti Taurat, kitab Yahudi yang memberitahukan  akan  kedatangan seorang Mesiah, seorang utusan Allah, seorang nabi,  yaitu Isa as atau orang Nasrani menyebutnya Yesus, begitu juga Injil. Kitab umat Nasrani ini memberitahukan akan kedatangan seorang Mesiah di akhir zaman nanti. Injil menyebutnya dengan nama Ahmad. Menurut Al-Quran Ahmad itu adalah Muhammad, nabinya umat Islam yang datang pada tahun 600 an Masehi. Anehnya menurut pengakuan umat Nasrani sendiri, mereka tidak menemukan ayat tersebut.. Artinya ada sesuatu yang hilang disini.. “, Karim meneruskan penjelasannya, kali ini sambil melirik Benyamin seolah menuntut  penjelasannya.

Benyamin menarik nafas panjang sebelum akhirnya berkata  pelan, “ Aku tak tahu apa yang harus kukatakan. Aku memang tidak pernah melihat keberadaan ayat tersebut. Akupun kadang merasa tidak begitu yakin pada apa yang ada padaku…..”.

“  Maaf Karim, mungkin ini menyakitkan hatimu. Namun aku ingin sebuah kejelasan.  Mengapa umat Islam bisa begitu yakin bahwa Muhammad yang jelas-jelas datang pada abad 7 itu adalah Ahmad, nabi terakhir yang namanya disebut dalam Injil dan yang  dinantikan kedatangannya oleh umat Nasrani di akhir zaman? Adakah bukti kuat  yang menunjukkan hal ini ?”, tanyaku makin penasaran.

Pertanyaan bagus, Mada”, jawab Karim senang. ”Begini…Muhammad memang telah datang 14 abad yang silam.  Namun Al-Quran mengatakan dengan jelas bahwa kami, umat Islam adalah umat akhir zaman. Apa maksudnya ? Maksudnya Al-Quran yang datang pada abad 7 ini adalah kitab yang berisi ajaran yang telah  dipersiapkan secara matang untuk menghadapi segala permasalahan  hingga akhir zaman nanti. Ia akan cocok untuk seluruh manusia apapun warna, ras, bahasa, bangsa dan tingkatan pendidikannya.  Kitab ini dapat dipastikan akan cocok dan sesuai dengan segala macam penemuan yang bakal terjadi hingga akhir zaman nanti. Dan sebagian besarnya memang  telah terbukti. Itu sebabnya mengapa Al-Quran disebut sebagai mukjizat terbesar nabi Muhammad saw ”, kata Karim penuh semangat.

“ Walaupun seperti juga nabi- nabi lain, sebenarnya Muhammadpun diberi kelebihan lain. Diantaranya yaitu keluarnya air dari jemari Rasulullah hingga cukup untuk berwudhu ratusan sahabat pada saat mereka kekurangan air, terbelahnya bulan ketika orang musyirikin menuntut tanda bahwa beliau adalah seorang Rasul. Kemudian juga terbongkarnya rahasia seorang yang bersumpah akan mengupah temannya bila ia berhasil membunuh Rasulullah padahal ketika itu tak seorangpun yang mendengar perjanjian rahasia itu. Dan masih banyak lagi. Namun Allah swt sebagai Sang Maha Pemilik yang mengetahui segala isi hati manusia, Ia telah mentakdirkan  bahwa pada akhir zaman akan banyak bermunculan ahli-ahli sihir. Maka bila mukjizat Muhammad saw sebagai nabi akhir zaman hanya mukjizat yang sifatnya spektakuler sebagaimana mukjizat nabi-nabi sebelumnya tentu akan kurang bermakna dan kurang menghujam di hati.  Sulit bagi orang awam apalagi yang tipis keimanannya untuk membedakan mana sihir mana mukjizat “, Karim berhenti sejenak menghela nafas.

Lain halnya dengan Al-Quran. Cobalah sekali-sekali buka Al-Quran terjemahan. Disitu akan kau dapati bagaimana Allah SWT menerangkan cara penciptaan alam semesta yang ternyata sesuai dengan temuan Sains yang belakangan dikenal dengan istilah “ Big Bang’. Demikian juga penghancuran alam semesta yang di dunia sains dikenal dengan nama “Big Crunch”. Disitu akan kau temui pula bagaimana proses terjadinya hujan, bagaimana langkah penciptaan manusia termasuk tanda-tanda yang sesuai dengan  adanya temuan mutakhir tentang DNA sebagai sifat dasar manusia dan banyak lagi hal-hal yang sebenarnya baru terungkap di akhir abad ini. Seperti sabuk medan magnit “ Van Allen”, gunung-gunung yang berjalan seperti jalannya awan, jalan-jalan di langit, sifat besi dan lain-lain lagi. Padahal Al-Quran telah turun ribuan tahun sebelumnya”, kata Karim lagi sambil menarik kursi dan kemudian mendudukinya.

“ Belum lama ini dengan makin majunya ilmu dan teknologi, seorang ilmuwan muslim bernama Rasyad Khalifah berhasil membuktikan  bahwa Al-Quran ternyata  mempunyai kunci pengaman yang sungguh unik dan canggih  yaitu  angka 19. Kunci ini dinamakan Al-Quran Interlocking System. Angka ini menunjukan jumlah huruf bahasa Arab dalam ucapanBismillahirrohmanirrohim”  yang berarti Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang dan juga ucapan Laa haula wa laa quwwata illaa billahyang berarti Tiada daya untuk memperoleh manfaat dan upaya untuk menolak kesukaran kecuali dengan bantuan Allah SWT “.

Bagi orang awam, mungkin angka 19 tidak menunjukkan keistimewaan apa-apa. Namun dalam dunia inteligen, angka 19 adalah sebuah angka bilangan prima yang sangat istimewa. Bahkan Pentagon sekalipun dikabarkan memilih salah satu bilangan prima sebagai kunci pengaman sistim komputernya! “, jelas Karim. 

“ Boleh aku tahu contohnya?”, tanyaku penasaran. “Maaf bila aku jadi  menyusahkanmu”, sambungku cepat.

“ Oh tentu saja tidak”, jawab Karim. “ Akan kucoba semampuku. Begini. Masih berdasarkan penelitian Rasyad Khalifah, ternyata jumlah masing-masing kata : Allah, ArRahman dan ArRahim yang merupakan dua sifat utama Allah SWT, yang tertulis di dalam Al-Quran, adalah merupakan angka yang habis dibagi angka 19.  Apa artinya? Artinya orang tidak mungkin sembarangan menambah atau mengurangi kata-kata dalam kitab suci tersebut. Itulah  salah satu sebab mengapa Al-Quran tidak mungkin dipalsukan”.

“ Betulkah demikian ? “, terdengar Benyamin bertanya dengan nada setengah tidak percaya.

Ya, padahal kitab itu diturunkan jauh sebelum orang mengenal komputer. Bila kau tertarik akan kehebatan Al-Quran secara matematis kau bisa mencari buku mengenai hal tersebut. Kau akan temui banyak hal mencengangkan yang hanya mungkin bisa tejadi karena bantuan komputer. Contoh sederhana. Di dalam Al-Quran terdapat sebuah surat bernama Maryam. Maryam adalah ibu nabi Isa alias Yesus Kristus”, lanjut Karim sabar.

“ Surat ini adalah surat ke 19. Di dalam surat tersebut disebutkan  kata “Adam “ dan “Yesus”. Percaya atau tidak, kedua nama tersebut adalah  untuk yang ke 19 kalinya disebut dalam Al-Quran! Adam pada ayat 34 sementara Yesus pada ayat 58. Perhatikan pula selisih antara 34 dan 58, yaitu 25. Menandakan apakah ini? Setelah diteliti angka 25 adalah jumlah penyebutan baik Adam maupun Yesus didalam Al-Quran secara keseluruhan! Tahukah kau, mengapa 25, Benyamin? “ tanya Karim sambil memandang Benyamin.

Benyamin cepat menggeleng. “ 25 adalah jumlah rasul- Allah. Adam rasul pertama dan Muhammad adalah rasul terakhir”, kali ini terdengar jelas bahwa Karim tidak mampu menyembunyikan kekagumannya.

“ Dan  mengapa harus Adam dan Yesus?”, kali ini tanpa menanti jawaban Karim langsung menjawab pertanyaannya sendiri “ Karena penciptaan Adam dan Yesus hampir sama. Keduanya ada tanpa kehadiran bapak!”.

Woow..!” aku dan Benyamin tanpa sengaja secara bersamaan berdecak kagum.

 “ Itu belum seberapa sobat, masih banyak lagi kejutan lain”, kata Karim lagi.

Setelah hening sejenak kembali Karim meneruskan penjelasannya, “Nabi Muhammad saw dalam hadisnya juga pernah bersabda bahwa jarak hari akhirat dengan masa kehidupan beliau ketika itu seperti jari tengah dan telunjuk. Artinya sudah dekat sekali. Namun bila kenyataannya hingga hari ini saat itu belum juga tiba…. ingatlah bahwa hitungan dunia ini tidak sama dengan hitungan-Nya. Menurut salah satu ayat, satu hari di akhirat  sama dengan seribu tahun di dunia….Bayangkan!,” lanjut Karim lagi.

Aku diam termang-mangu begitu juga Benyamin. Masing-masing dengan pikirannya sendiri-sendiri. Beberapa saat kemudian terdengar Benyamin bertanya :“ Bagaimana pula pendapat Islam mengenai kebangkitan Yesus di akhir zaman nanti. Apakah mereka mempercayai hal tersebut? “.

“ Al-Quran memang tidak pernah  menuliskannya namun hadis ya. Rasulullah pernah  bersabda bahwa salah satu tanda dekatnya hari Kiamat adalah datangnya para pendusta besar, mereka adalah para penyihir yang sangat lihai.  Diantara mereka yang terbesar adalah manusia setan Dajjal. Dengan tipuannya yang maha dasyat ia akan mempengaruhi sebagian besar manusia  agar menuhankannya, memalingkan manusia dari penyembahan hanya kepada Allah swt, Tuhan yang sebenarnya”,   jawab Karim sambil memperbaiki duduknya.

Maka pada saat genting seperti itulah, muncul Isa Al-Masih putra Maryam. Nabi Allah inilah yang  akan mengalahkan Dajjal sekaligus menjadi saksi perselisihan yang terjadi diantara ahli kitab. Ia akan menjelaskan apa yang sebenarnya telah terjadi sebelum dan sesudah ia diangkat. Menjelaskan apakah benar ia telah disalib, menjelaskan benarkah ia  Tuhan ”, lanjut Karim.

Dengan kata lain berarti bahkan nabimupun sebenarnya mengakui Yesus Kristus  bukan ?“, sahut Benyamin sambil menyipitkan matanya.

Dengar Benyamin, kami, umat Islam seperti juga Rasul kami, Muhammad saw,  diajarkan untuk meyakini seluruh rasul dan nabi yang dikirim-Nya kemuka bumi ini. Adam, Nuh, Yakub, Yusuf, Musa, Daud, Sulaiman, Zakariya, Yahya dan lain-lain adalah para Rasul Allah yang agung dan suci. Begitu pula Yesus atau Isa putra Maryam, kami mengakuinya  sebagai  salah satu Rasul utusan Allah, tidak lebih. Inilah yang menjadi perbedaan yang mencolok antara agamamu dan agamaku”, jelas Karim tajam.

Setelah hening agak lama, akhirnya aku mencoba  mencairkan suasana dengan berkata : “ Tapi  pada dasarnya ketiga agama tersebut adalah benar datangnya dari Sang Pencipta Yang Menciptakan manusia, langit dan bumi. Bukankah demikian ? “.

Baik Benyamin maupun Karim tidak menjawab, mereka hanya  mengangguk-anggukan kepala pelan.  Sebaliknya aku makin merasa yakin bahwa aku telah berada di jalan yang tepat dalam mencari sebuah kebenaran. Diam-diam aku merasa bersyukur melihat kenyataan ini. Tiba-tiba ingatanku melayang kepada ayah ibuku juga tante Rani. Sadarkah mereka bahwa selama ini mereka termasuk aku telah tersesat?

***

Beberapa hari sebelum kepulanganku ke tanah air, aku diajak Benyamin mengunjungi kota Hebron yang terletak di Tepi Barat untuk melihat makam nabi Ibrahim. Sama halnya dengan kota-kota penting lain di Palestina, penjagaan dan pemeriksaan ketat juga diberlakukan untuk memasuki kota dimana makam nabi Ismail, nabi Ishak dan nabi Yakub  ini berada. Ternyata  hanya untuk melakukan ziarah ke makam yang terletak di dalam masjid inipun dilakukan pemeriksaan super ketat. Tidak hanya para perempuan bahkan bayipun harus digeledah!

Makam para nabi Allah ini terletak didalam naungan masjid yang diperkirakan dibangun 1000 tahun silam. Namun fondasi dasarnya kemungkinan telah ada jauh sebelum itu. Masjid ini berdiri di ketinggian 15 m dari permukaan tanah dan dikelilingi dinding raksasa dengan stuktur dasar menyerupai dinding kuno di Haram Al-Syarif.

Sejak lama makam ini menjadi rebutan antara pihak Palestina dan pihak otoritas Israel. Lihat   pagar besi yang melintang persis diatas makam tersebut. Itu adalah makam nabi Ibrahim. Pagar tersebut memisahkan makam menjadi 2 bagian,  1 bagian berada di wilayah Palestina dan  1 bagian lainnya milik Israel”, jelas  Karim.

Pihak Israel tidak akan pernah puas dengan apa yang telah dikuasainya sekarang ini. Sedikit demi ia terus memperluas daerah jajahannya dan merebutnya dari tangan Palestina. Hebron adalah milik bangsa Palestina namun lihatlah, pemerintah Israel saat ini terus membangun perumahan Yahudi di sela-sela perkampungan Palestina. Rakyat  Palestina tidak mampu melawan kediktatoran mereka. Yang lebih mengesalkan lagi, pemukiman Yahudi itu dibangun  di atas perbukitan diatas perkampungan kumuh Palestina.  Kemudian dengan sengaja dan secara provokatif para penghuni di atas bukit sering melempar barang-barang tak berguna mereka ke arah perkampungan di bawahnya! Benar-benar keterlaluan…”, kata Benyamin menggeram.

***

Read Full Post »

Hari  ini adalah hari Arafah, hari puncak kegiatan haji. Rasulllah bersabda : “ Haji adalah Arafah “. Artinya kehadiran seorang jamaah haji di Arafah adalah mutlak. Bila  tidak maka batallah hajinya. Arafah adalah sebuah padang luas yang dikelilingi bukit-bukit. Di tempat inilah pada setiap tanggal 9 bulan Zulhijjah Allah swt datang secara  khusus mendekati tamu-tamu-Nya yang  berdatangan dari seluruh penjuru dunia  untuk memenuhi panggilan-Nya. Padahal nabi Musa suatu ketika dahulu pernah memohon agar diizinkan bertemu dengan-Nya. Namun ketika Dia baru menampakkan cahaya-Nya saja bahkan gunungpun hancur karena tak sanggup menerima Nur-Nya. Disalah satu bukit inipulah umat Islam meyakini bahwa nabi Adam as bertemu kembali dengan Siti Hawa untuk pertama kalinya setelah mereka diturunkan ke muka bumi.

Maka pada hari tersebut selepas subuh kamipun  bersiap-siap meninggalkan pemondokan haji. Tak satupun yang ingin tertinggal bahkan yang sedang sakit sekalipun akan dibawa menuju padang Arafah ini dengan mengendarai ambulans.  Dapat dibayangkan bagaimana lambat dan padatnya perjalanan  Makkah ke padang luas yang sebenarnya hanya berjarak 7 [i1] km ini bila sekitar 2 juta jamaah bergerak secara bersamaan menuju ke satu tujuan. Waktu tempuh yang dalam keadaan normal hanya memerlukan waktu beberapa menit itupun  berubah bisa menjadi hitungan jam.

Jalanan tersebut  tidak hanya  disesaki para jamaah yang berjalan kaki namun juga ratusan  bus yang atapnya disesaki jamaah dan puluhan  kendaraan pribadi. Laki-laki, perempuan dan anak-anak semua bercampur menjadi satu seolah membentuk lautan putih gelombang manusia. Pada waktu haji jamaah lelaki hanya diperbolehkan mengenakan 2 lembar kain tak berjahit. Satu lembar untuk menutup bagian bawah tubuh dan satu lagi untuk menutup tubuh bagian atas. Ini adalah sebuah cerminan kelak  ketika kita dikumpulkan di alam barzah, alam setelah manusia dibangkitkan kembali dari kematiannya setelah terjadinya hari akhir yaitu  hari kiamat. Imbalan berhaji  adalah surga bila Allah swt ridho terhadap ritual haji yang dikerjakannya tersebut. Inilah yang dinamakan haji mabrur.

Ya Allah terimalah amalan haji kami ini. Ya Allah berilah ridho-Mu pada kami bertiga. Masukkanlah kami kelak  kedalam surga-Mu dan mudahankanlah segala urusan dunia kami, amin Ya Robbal ‘alamin“, mohonku dengan khusuk.

***

Prof, betulkah bahwa fenomena yang terjadi di  Palestina saat ini  merupakan salah satu tanda makin dekatnya hari kiamat? Bagaimanakah bunyi hadis yang memperkuat hal tersebut ?“ tanya seorang mahasiswa  asal  Malaysia pada suatu hari di kelas hadis.

Pembahasan mengenai tanda-tanda hari akhir dan masalah Palestina adalah salah satu topik yang selalu menarik perhatian dan memancing banyak pertanyaan mahasiswa.

Coba kalian buka buku hadisnya. Siapa yang mau sukarela membaca hadis di hal 178 mengenai bab Hari Kiamat?”, tanya prof  Ali Yusuf menanggapi pertanyaan mahasiswanya.

Saya akan bacakan prof”, jawab Hanafi, seorang mahasiswa kulit putih asal Australia lantang. “ Dari Mu’adz bin Jabal. Aku  bertanya kepada Muhammad saw ,” Ya, Rasulullah terangkanlah kepada kami beberapa tanda-tanda kedatangan kiamat.”, Nabi saw bersabda : Setelah pembangunan Bait Al-Maqdis berarti itu adalah kehancuran Yatsrib ( Madinah). Dan setelah kehancuran Yatsrib itu berarti penaklukan Konstantin. Dan setelah penaklukan Konstantin itu berarti keluarnya Dajjal. Hadis diriwayatkan oleh  Ahmad dan Abu Dawud  “.

Hadis yang baru saja selesai dibacakan tadi banyak dikisahkan  di buku-buku yang membahas masalah hari akhir dan hubungannya dengan situasi belakangan ini, terutama yang terjadi di Palestina saat ini. Namun banyak diantara mereka yang tidak memandangnya sebagai sebuah situasi yang berkesinambungan. Padahal nabi sendiri mengatakan bahwa setiap peristiwa menyebabkan kemunculan peristiwa lainnya secara berurutan. Jadi ini adalah sebuah mata rantai. Perumpamaannya seperti untaian kalung yang lepas dari ikatannya. Jatuhnya sangat cepat tapi tetap dalam urutannya ”, terang prof sambil berjalan menuju jendela. Diluar tampak matahari menyorotkan sinarnya yang sangat panas.

Sebenarnya cukup banyak hadis yang menerangkan hari Kiamat dan hubungannya dengan prilaku orang-orang Yahudi saat ini. Coba perhatikan lagi hadis berikut” lanjut  prof..

Tidak akan terjadi hari Kiamat hingga (bangsa) Rum telah sampai di A’maq dan Dabiq untuk menyerang kamu. Maka datanglah suatu pasukan yang akan menghadapi mereka dari kota Madinah, yang mana waktu itu adalah manusia-manusia terbaik di muka bumi ini ”.

Sebentar, prof “ sela seorang mahasiswa sambil mengangkat tangannya. “ Ya ?”, jawab profesor kurang senang karena mahasiswa tersebut memotong hadis yang sedang dibacakannya. “ Aku pernah membaca, katanya yang dimaksud A’maq dan Dabiq adalah dua  kota yang sekarang ini berada di Syria. Benarkah ?”.

Ya benar. Sebaiknya aku terangkan dulu hadis yang terpotong tadi ”, ucap prof setengah menyindir. “ Begini…hadis tadi sebenarnya kalau dibaca lengkap panjang sekali dan agak rumit. Hadis tersebut berasal dari Abu Hurairah dan diriwayatkan oleh shahih Muslim. Namun pada intinya hadis tersebut  sama isinya dengan yang pertama dibacakan tadi. Perbedaannya, pada hadis  kedua tidak diceritakan peristiwa pembangunan Al-Maqdis. Mengapa? Karena pada saat Abu Hurairah meriwayatkan  hadis tersebut, pembangunan Masjidil Aqsha yang memang telah  jatuh ke tangan Muslim telah terjadi. Bahkan pembangunan dan renovasi tersebut terjadi lebih dari satu kali yaitu pada masa Umayyah, Abbasiyah dan beberapa kerajaan yang pernah menguasai lokasi tersebut “, prof berhenti sebentar untuk meneguk air mineral yang ada dalam gelasnya.

“ Dalam hal ini Abu Hurairah tidak keliru. Yang diluar perkiraannya, pembangunan yang dimaksud hadis tersebut bukanlah pembangunan yang telah disaksikannya saat itu melainkan pembangunan yang kelak akan dilakukan oleh kaum Yahudi ratusan bahkan ribuan tahun setelah masa hidupnya. Apa alasannya ? Karena pembangunan yang telah disaksikan Abu Hurairah dan juga beberapa renovasi yang terjadi sesudahnya terbukti tidak mengakibatkan hancur dan runtuhnya kota Madinah. Buktinya ya ini… hingga detik ini kita masih berkumpul di Madinah bahkan tengah membahas hadis tersebut”, terang  prof.

“ Dengan kata lain, apa yang kita saksikan saat ini, yaitu usaha Zionis Israel untuk merebut Yerusalem serta  usahanya untuk menghancurkan pelataran Haram As-Syarif sekaligus menggantikannya dengan bangunan kuil mereka adalah sebuah fenomena awal yang dimaksud hadis-hadis di atas. Begitukah prof ?”, tanyaku tidak dapat menahan kesabaran untuk diam dan menunggunya melanjutkan  penjelasannya.

“ Ya, tepat sekali “, jawabnya. “ Jadi  pada dasarnya ada 5 hal pokok yang harus  kita cermati. Pertama  pembangunan Bait al-Maqdis oleh pihak Yahudi. Kedua kehancuran Yatsrib atau Madinah. Ketiga terjadi pertempuran antara pasukan Muslim dan pasukan Rum atau pasukan Yahudi dan tentu saja semua yang mendukungnya. Keempat penaklukan Konstantin atau Istambul sekarang ini dan kelima atau terakhir adalah munculnya Dajjal “.

“  Lalu apa yang dapat kita lakukan? Mungkinkah kita dapat mencegah atau minimal  mengulur  waktu terjadinya ? “ tanya seorang mahasiswa.

“ Mencegah pasti tidak mungkin. Ini  adalah ketetapan Allah. Namun mengulurnya….aku pikir mungkin saja. Menghambat agar untaian kalung tidak segera terurai dan berhamburan. Artinya kita, umat Islam harus sekuat tenaga  mencegah agar kaum Yahudi tidak masuk apalagi merusak Masjidl Aqsho dan sekitarnya.  Jangan lupa tanah Palestina adalah milik Muslim sejak ribuan tahun lalu. Kita tidak merebutnya dari tangan Yahudi atau siapapun karena ketika pasukan Khalid bin Walid  menaklukkan  daerah tersebut, Al-Aqsho dan sekitarnya adalah daerah  yang terbengkalai dan sama sekali tidak terawat. Bahkan pemimpin tertinggi Nasrani sebagai penguasa sebelum masuknya pasukan Islam, menyerahkan dengan sukarela kunci kota Yerusalem kepada khalifah  Umar bin khattab dengan syarat kaum Yahudi dilarang tinggal di sekitar kota”, tanggap sang  professor  menggebu-gebu.

Dan lagi, sepengetahuan saya, bukankah resolusi Dewan Keamanan tahun 1967 menegaskan bahwa Yerusalem adalah milik bangsa Arab atau minimal milik  internasional? ” , tanyaku.

Ya begitulah watak Yahudi, persis seperti yang disifatkan Al-Quran, keras kepala dan tidak suka memenuhi janji “, jawab prof geram.

Kembali ke hadis. Pada pertempuran yang  terjadi antara pasukan Rum  dan pasukan Muslimin nanti, Abu Hurairah menceritakan bahwa Rasulullah mengutarakan bahwa 1/3 tentara Muslim akan melarikan diri sementara  1/3 lainnya mati syahid dan 1/3 sisanya lagi akan memperoleh kemenangan. Sementara hadis lain dengan muatan yang kurang lebih sama menceritakan bahwa di tengah suasana pertempuran antara kaum Muslimin dan pasukan Rum nanti akan terjadi banyak kemurtadan. Hadis ini berasal dari Jabir dan diriwayatkan oleh Muslim”, lanjut prof.

“ Mengapa bisa demikian,  prof ? Bukankah pada salah satu hadis yang tadi dibacakan  disebutkan bahwa  pasukan yang keluar dari Madinah dan menghadapai pasukan Rum itu adalah pasukan yang  terbaik ?” tanya Hanafi, si bule Australia  penasaran.

“ Itulah yang sering menjadi pertanyaan para ahli hadis. Mereka sering berpikir mengapa hal ini bisa terjadi. Sebagian berkesimpulan hal tersebut mungkin terjadi  sebagai dampak dari dua hal penting. Pertama yaitu dihancurkannya Masjidil Aqsho serta dibangunnya kuil Yahudi di atas lokasi bekas penghancuran dan yang kedua hancur dan jatuhnya kota Madinah yang selama ini diyakini sebagai kota suci. Bagi mereka yang kurang kuat keimanannya  kedua hal diatas  bisa jadi cukup untuk menjadikannya sebuah alasan untuk keluar dan murtad dari Islam. Bayangkan, bila pasukan terbaik dari Madinah  saja bisa murtad bagaimana dengan muslim di belahan dunia lain ?”, ujar prof dengan nada  prihatin.

“ Semoga kita dan keluarga kita bukan satu diantara mereka “, sambungnya.  “ Amin “, jawab kami serentak.

“ Professor, bagaimana pula hubungannya dengan hadist berikut … Boleh saya bacakan ? “ , tanya seorang mahasiswa dan tanpa menunggu jawaban iapun membacakan hadis berikut :

“ Suatu saat, ketika para sahabat sedang berkumpul dan berbicang perihal hari Kiamat, datanglah Rasulullah. Segera mereka menanyakan hal tersebut, maka Rasulullahpun bersabda : “Tidak akan terjadi hari Kiamat sehingga kalian melihat sepuluh tanda : Terbit Matahari dari arah Barat, Kabut, Binatang melata, keluarnya Ya’juj dan Ma’juj, keluarnya Isa putra Maryam, Dajjal dan tiga gerhana : gerhana di timur, di Barat, dan di jazirah Arab dan api yang keluar dari jurang Adn yang akan menggiring manusia atau mengumpulkan manusia. Api itu akan menginap bersama mereka di manapun mereka menginap dan akan beristirahat siang dengan mereka tatkala mereka tidur siang. Hadist Riwayat  Shahih Muslim”.

Setelah menghela nafas sebentar, prof Ali Yusuf berujar: “ Jumlah hadis yang meriwayatkan tanda-tanda Kiamat tak terhitumg banyaknya. Ada   tanda-tanda besar  ada tanda-tanda  kecil. Namun demikian tidak mudah menafsirkan hadis-hadis tersebut. Penyebabnya beragam. Yang jelas seringkali hadis baru dapat dimengerti setelah sebuah peristiwa  benar-benar telah terjadi. Perlu kajian khusus untuk membahasnya. Itupun bisa keliru…Butuh waktu tidak saja dalam hitungan hari namun bisa saja hingga tahunan..”, prof berkata sambil berdiri membereskan buku-bukunya yang tergeletak di meja.

Aku melirik jam tanganku, pukul 14.30. Mustinya bel waktu istirahat sudah berbunyi. Namun tampaknya para mahasiswa tidak perduli. Mereka begitu antusias mendengar penjelasan  prof  Yusuf Ali yang sungguh menarik.

“ Satu  saja lagi  pertanyaan  prof..”, seru seorang mahasiswa sambil buru-buru mengangkat tangannya tinggi-tinggi.

“ Baik .. .tapi cepat”, jawab prof sambil melongokkan pandangannya keluar jendela.

“ Mengenai Hari Kiamat dan hubungannya dengan  Ya’juj dan Ma’juj yang disebut dalam ayat 94-99 surat Al-Kahfi dan ayat 96-97 surat Al-Anbiyya. Banyak ulama kontemporer yang berpendapat bahwa Ya’juj dan Ma’juj adalah bangsa bengis bermata sipit yang mendiami daerah Asia Tengah. Mereka kemungkinan adalah bangsa Mongol, Rusia, Jepang, Cina atau mungkin Korea.  Menurut para ulama ini kejahatan yang akan disebarkan mereka bukanlah kejahatan umum seperti pada masa lalu. Kejahatan yang dimaksud itu tidak lain  adalah kejahatan yang menggunakan tehnologi tinggi. Contohnya  adalah kejahatan pemikiran seperti Kapitalisme dan Materialisme. Atau bisa juga yang dimaksud adalah Cyber Crime atau kejahatan dunia maya yang memang terbukti saat ini banyak terjadi di sekitar kita. Bagaimana menurut pendapat prof?” ,tanyanya.

“ Bisa jadi”, jawab prof sambil menurunkan kembali buku-buku yang telah dijinjingnya. “ Negara-negara Asia Tengah seperti Jepang, Cina dan Korea belakangan ini memang mulai menunjukkan kemajuan yang sangat mengejutkan. Tanda-tanda akhir zaman yang telah diisyaratkan Al-Quran dan hadis memang semakin menunjukkan kebenarannya. Untuk itu mari kita sebagai umat pilihan yang telah diberi kesempatan menyaksikan kebenaran tanda-tanda tersebut segera bersiap diri. Bekal terpenting adalah ilmu yang benar disamping tentu saja  keimanan yang tinggi. Tunjukkanlah itu … songsong hari akhir dengan penuh keyakinan..Jangan berpaling dan takut mati …Tegakkan kalimat tauhid dan patuhi perintah-Nya…Allah swt pasti akan membela kita di jalan yang benar .. Allahu Akbar.. Allahu Akbar ..Allahu Akbar “, serunya menutup kuliahnya.

***

Beberapa hari yang lalu aku menerima surat dari ibu yang mengabarkan rencana ibu untuk minta cerai dari ayah. “ Uztad mengatakan bahwa Allah swt melarang perempuan menikah dengan lelaki non muslim. Artinya, dengan masuknya ibu kedalam Islam otomatis pernikahan ayah dan ibu  batal”. Itu salah satu bunyi surat ibu. Terus terang aku cukup terkejut mengetahui keseriusan ibu dalam mengamalkan ajaran yang baru dipeluknya beberapa bulan itu. Aku salut kepadanya. Tentu tidak mudah bagi seorang perempuan mengambil keputusan seperti itu, apalagi ayah dan ibu telah menikah lebih  dari 20 tahun lamanya.

Aku hanya berharap semoga ayah dapat menerima keputusan ibu. Namun tampaknya jalan hidup ayah tidaklah semulus jalanku, ibu ataupun tante Rani. Karena tak sampai sebulan setelah ibu berkirim surat, aku mendapat kabar bahwa ayah meninggal dunia karena over dosis! Aku benar-benar tak mengira bahwa akan begini akhirnya. Menurut tante Rani, ayah tak mau menerima permintaan  cerai ibu. Ayah makin sering mengamuk dan membantingi segala  yang ada di rumah.

Malam terakhir sebelum petaka itu datang, tante Rani mendengar bahwa ayah dan ibu bertikai hebat di kamar. Terdengar suara ibu menangis ketakutan sementara ayah terus berteriak-teriak mengeluarkan suara kasar dan kotor. Tante Rani tidak tahan  hanya diam di luar kamar. Ia khawatir terjadi sesuatu yang membahayakan jiwa ibu. Akhirnya dengan dibantu satpam, tante mendobrak pintu kamar ke dua orangtuaku.

Didalam kamar terlihat sebelah tangan ayah  menggenggam sebelah pisau   sementara tangan satu lagi mengcengkeram lengan ibu. Ketika ia melihat kehadiran adiknya yang secara tiba-tiba masuk, ia kelihatan bingung. “ Lepaskan pisau itu “, teriak tante Rani histeris. “ Tak tahukah betapa kau telah membahayakan  jiwa Lani, istrimu? Ibu anakmu Mada?” lanjutnya.

Namun mendengar peringatan itu bukannya sadar, ayah malah tampak lebih kacau lagi. Rupanya kata Mada membuatnya  lebih sakit hati lagi. Ia menggeram dengan amat keras dan mulai akan mengayunkan pisaunya ke arah ibu. Tanpa berpikir panjang  tante Rani segera berlari mendekati keduanya dan meraih vas besar bunga yang berada di dekatnya lalu mengayunkannya ke arah tubuh besar ayah. Sejenak ayah terhuyung kehilangan sedikit keseimbangannya. Wajahnya terlihat merah padam sementara pandangan matanya liar. Rupanya ia dalam keadaan setengah mabuk.

Lebih baik kau tinggalkan rumah ini kak “, ancam  tante Rani. “ Pergi dan bermabuk-mabukanlah di luar sana. Kelakuanmu sungguh membikin malu nama keluarga besar kita”, tambah tante lagi.

Alhamdulillah berkat pertolongan Allah jua, sambil mengomel tak karuan ayahmu yang rupanya segera tersadar, mungkin berkat pukulan keras di tubuhnya, pergi meninggalkan ruangan. Namun keesokan paginya seseorang menelpon ibumu mengabarkan bahwa ayahmu dalam keadaan sekarat di sebuah hotel berbintang. Ia meminta agar ibu segera datang dan menjemputnya. Maka aku dan ibupun segera menjemput  dan membawanya ke rumah sakit terdekat. Namun sayang, sebelum tiba di tujuan ayahmu sudah menghembuskan nafas terakhirnya. Berdasarakan visum dokter yang memeriksanya ayahmu meninggal karena  over dosis.

Mada anakku

Ibumu sangat berharap agar kau mau datang dan memberinya penghormatan terakhir. Walau bagaimanapun ia adalah ayahmu. Maafkanlah ia. Disamping itu tante yakin ibumu sangat  memerlukan kehadiran dan dukunganmu. Ia tampak sangat terpukul dengan peristiwa tersebut. Urus secepat mungkin tiketmu. Walaupun ayahmu bukan seorang Muslim dan kemungkinan besar keluarga besarnyapun menginginkan upacara kremasi namun ibumu sebagai seorang yang telah memeluk Islam menginginkan agar upacara penyelenggaraan jenazah dapat dilaksanakan sesegera mungkin. Apa boleh buat meskipun tidak sesuai syariat yang seharusnya tidak boleh lebih dari 24 jam sejak kematiannya.

Wasswrwb.

Tante Rani.

Aku terduduk lesu. Sungguh tak kukira akan demikian akhir nasib ayah. Terus terang aku tak setuju pada yang mengatakan bahwa ini semua adalah  kehendak-Nya. Benar bahwa Allah swt memang telah menggariskan jalan hidup setiap manusia. Namun setiap manusia tanpa kecuali dibekali akal dan kemauan. Ia memiliki  potensi untuk memilih jalan mana yang ingin ditempuhnya, ketakwaan atau kemungkaran. Hidayah Allah swt akan diberikan kepada yang mau berusaha dan mencarinya. Sebaliknya Allah akan memberikan hidayah tersebut kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya. Maka manusia harus segera berebut mendapatkannya.

***

Read Full Post »