Pada tahun 745 M pasukan gabungan Perancis dibawah Charles Martel, kakek Charlemagne kembali menyerang benteng Carcas. Terjadilah pertempuran sengit antara kedua pasukan tersebut. Dalam keadaan terjepit, sultan Carcas mengirim orang kepercayaannya untuk meminta bantuan saudaranya yang menjadi sultan Narbone, Namun pertolongan tersebut tak pernah kunjung tiba hingga sang sultanpun tewas di pertempuran.
Tinggallah permaisuri Carcas yang dengan gigih berusaha mempertahankan benteng. Seluruh warga dikerahkan, laki-laki, perempuan, tua muda. semua bersatu. Bahkan sang permaisuri sendiri terlihat berlarian dari satu ke menara yang jumlahnya 29 itu ke menara yang lain. Dengan cerdiknya ia juga berusaha mengelabui lawan dengan membuat orang-orangan dari ijuk agar musuh mengira pasukannya masih banyak.
Namun demikian akhirnya pasukan Perancis berhasil mengepung benteng tersebut dari luar. Walaupun pasukan ini tetap tidak berhasil mendobrak gerbang kota namun mereka berhasil membuat warga menderita kelaparan hebat. Sementara itu pasukan Perancis hanya duduk-duduk santai menanti benteng Carcas menyerah.
Hal ini terjadi hingga 5 tahun lamanya. Akibatnya sebagian besar wargapun akhirnya mati kelaparan. Hingga suatu ketika permaisuri Carcas menemukan sebuah ide. Ia melemparkan seekor anak babi yang ditemukannya ke luar benteng. Ia berharap agar pasukan yang menanti diluar bagai serigala kelaparan itu mengira bahwa warganya tetap bisa bertahan karena masih memiliki persediaan makanan cukup banyak. Oleh karenanya mereka masih mampu membuang seekor babi seenaknya. Padahal umat Islam memang tidak makan daging babi. Dan sebenarnya merekapun hanya tinggal memiliki sekarung kecil gandum !
Siasatnya berhasil. Charles Martel akhirnya memutuskan untuk pulang. “Percuma kita menanti berlama-lama disini. Mereka masih mempunyai persediaan makanan cukup. Mari kita tinggalkan saja kota ini”, begitu perintahnya.
Namun pada saat mereka hendak bergerak mundur tiba-tiba seluruh lonceng yang berada di kota benteng tersebut berbunyi. Rupanya sang permaisuri menghendaki adanya negosiasi.
“ Carcas .. sonne “, begitu teriak pasukan Perancis.
Sonne artinya berbunyi. Maksudnya warga Carcas telah menyerah. Itu sebabnya kemudian kota tersebut dinamakan Carcassonne. Dan sejak itu jatuhlah salah satu kebesaran kerajaan Islam yang pernah menguasai Perancis di pesisir selatan di 7 kotanya yaitu Narbone, Nime, Agde, Beziers, Lodeve, Carcassonne dan Maguelone. Sesuai dengan jumlahnya wilayah ini dinamai Septimania. Sept dalam bahasa Perancis artinya 7.
Bangunan peninggalan Islam ini saat ini dapat ditemui di Perancis sebelah selatan, berbatasan dengan Spanyol. Tepatnya sekitar 80 km tenggara kota Toulouse.
Untuk lengkapnya silahkan mampir di :
http://vienmuhadi.com/2010/06/07/menilik-jejak-islam-di-eropa-9-perancis-selatan-tenggara/
Semoga bermanfaat,
Jakarta, 3 Oktober 2013.
Leave a Reply