Kata ’Islam’ berasal dari akar kata Salima-Yaslamu yang berarti ’selamat’, ’sentosa’. Kata ini memiliki akar kata yang sama dengan kata ’Salaam’ yang berarti ’Damai’. Sedangkan Islam sendiri berarti ’tunduk’, ’patuh’, ’berserah diri’, atau menyerahkan segala urusan hanya kepada Allah SWT, Sang Pemilik, Sang Pencipta Alam Semesta dan segala isinya, agar tercapai keselamatan dan kedamaian di muka bumi serta keselamatan dari siksa api neraka.
Oleh karena itu perintah utama yang disampaikan oleh seluruh Nabi dan Rasul kepada umat manusia sejak zaman nabi Adam as hingga Rasulullah Muhammad SAW sebagai nabi akhir zaman, tidak pernah berubah yaitu memurnikan ketundukkan, penyembahan dan penghambaan hanya kepada-Nya, tidak ada yang selain-Nya. Ini adalah ajaran Tauhid.
Islam juga berarti ’Diin’ yang berarti ’Aturan’ atau ’Sistim’ yang diberikan Allah SWT, yang terpaksa maupun tidak terpaksa, harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh seluruh mahluk yang ada di alam semesta ini termasuk langit, bumi dan manusia. Perputaran bumi, bulan dan matahari, pergantian siang dan malam, siklus hujan, daya tarik antara gravitasi yang cenderung menarik semua benda ke pusat dan daya tarik sentrifugal yang cenderung menarik semua benda menjauh dari pusat adalah bagian dari sistim Allah. Ini semua adalah suatu demonstrasi pengorganisasian yang amat sempurna oleh Sang Maha Pengatur (Al-Maalik), Sang Maha Sempurna (Al-Kaarim) yang Maha Cerdas ( Ar-Rasyid )!
“Kemudian Dia menuju langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: “Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa”. Keduanya menjawab: “Kami datang dengan suka hati“. (QS.Al-Fushilat(41):11).
Disamping itu kata ’Diin’ juga bisa bermakna ‘Agama ‘.
”…… Dia telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”.(QS.Yusuf(12):40).
Jadi sesungguhnya semua agama yang diturunkan melalui perantaraan para Nabi dan Rasul pada dasarnya adalah satu, yaitu Islam. Yang berbeda hanyalah syariat, cara penyembahan, yang sesuai dengan zaman dimana Sang Rasul diturunkan ditengah masyarakatnya. Allah berfirman melalui surah Al-Baqarah berikut :
إِ131 Ketika Tuhannya berfirman kepadanya: “Tunduk patuhlah!” Ibrahim menjawab: “Aku tunduk patuh kepada Tuhan semesta alam“.
132. Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya`qub. (Ibrahim berkata): “Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam“.
133. Adakah kamu hadir ketika Ya`qub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya: “Apa yang kamu sembah sepeninggalku?” Mereka menjawab: “Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya.”
Islam yang dikenal sekarang ini adalah Islam sebagai agama yang diturunkan melalui Rasulullah Muhammad SAW 14 abad silam dengan kitabnya Al-Qur’an. Didalam kitab ini diterangkan bahwa Muhammad SAW adalah nabi sekaligus rasul penutup yang diutus untuk seluruh umat yang ada di dunia ini. Allah SWT tidak akan mengutus lagi seorangpun Nabi maupun Rasul setelah itu.
”Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu” .(QS.Al-Ahzab(33:40).
Artinya syariat yang dikehendaki dan diridhoi setelah adanya ajaran Muhammad SAW hingga akhir zaman nanti hanyalah ajaran yang dibawanya tersebut. Sedangkan ajaran dan syariat yang dibawa para Nabi dan Rasul terdahulu hanya berlaku untuk masa yang telah lalu dan umat tertentu pula.
”Itu adalah umat yang lalu; baginya apa yang telah diusahakannya dan bagimu apa yang sudah kamu usahakan, dan kamu tidak akan diminta pertanggungan jawab tentang apa yang telah mereka kerjakan”. (QS. Al-Baqarah(2):134).
Orang yang menyerahkan diri kepada Allah SWT disebut Muslim. Untuk menjadi Muslim seseorang wajib mengikrarkan dua kalimah shahadat ( kalimat persaksian), yaitu “Laa ilaha ilallah, Muhammadar Rasulullah” yang berarti “Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, Muhammad adalah utusan Allah“.
Islam adalah sebuah agama yang universal, yang mengajarkan tata cara hidup, bagaimana membentuk masyarakat yang adil, damai dan sejahtera, bagaimana harus menjaga alam, yang mengajarkan hubungan antara kehidupan nyata dan kehidupan akhirat. Islam mengajarkan dan memberitahukan bahwa kehidupan nyata di dunia ini adalah sebuah pertarungan untuk memperebutkan tiket menuju kehidupan akhirat.
Oleh karenanya seorang yang mengaku dirinya Muslim tidak mungkin dapat memisahkan kehidupan nyata di dunia ini dengan kehidupan akhirat karena akhirat adalah tujuan. Itulah satu-satunya alasan mengapa ia ada di dunia ini. Seorang Muslim minimal adalah pemimpin bagi dirinya sendirinya sendiri. Sang Pencipta telah menunjuk manusia sebagai khalifah / pemimpin bumi, oleh karenanya ia harus mempertanggung-jawabkan segala prilakunya selama hidup di dunia ini.
Maka bagi dirinya segala sesuatu yang dikerjakan di dunia ini adalah ibadah, suatu pekerjaan yang akan dinilai Sang Pemilik Alam Semesta, yang kemudian akan menjadi dasar pertimbangan layak dan tidak layaknya seseorang masuk surga atau neraka kelak setelah terjadinya Hari Akhir, Hari Kiamat.
Jadi jelas, Islam bukan sekedar agama sebagaimana agama lain yang dikenal umum selama ini, yang hanya mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhannya, yang hanya mengatur cara-cara sebuah peribadatan, yang hanya mengajarkan kehidupan sesudah mati dan memperkenalkan adanya alam ghaib yaitu alam akhirat. Singkat kata, Islam adalah panduan hidup, way of life.
Dengan demikian, maka seseorang yang mengaku dirinya Muslim atau Muslimah wajib baginya berhukum kepada hukum Islam secara keseluruhan. Ia tidak memilih-milih dan membeda-bedakan ayat dan hukum yang hanya sesuai dengan keinginan dan kepentingannya semata saat itu.
“…Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam” (QS.Al-An’aam(6:162).
Inilah ikraryang diucapkan setiap Muslim/Muslimah dalam shalatnya minimal 5 kali dalam sehari ketika ia membaca do’a Iftitah pada setiap awal shalat.
Leave a Reply